Disinilah dibutuhkan orang yang tegas, mendisiplinkan namun tetap ramah tapi mampu mensinergikan kebutuhan informasi, ketepatan informasi dan bukti-bukti valid bahwa surveyor bersangkutan telah melaksanakan penugasannya dengan baik termasuk telah menyerahkan berita acara hasil pemeriksaan beserta temuan nya jika ada.
Orang yang mampu mensinergikan tersebut kami pilih sebagai the best of Surveyor Jumantik of the Month “December 2018” yang tak lain dan tak bukan sdri. Tuti Zubaedah, sering disapa Ibu Tuti.
Sorotan bulan ini adalah salah satu kader surveyor yang terus aktif bergerak menemani kegiatan yang tidak akan pernah berhenti, Tuti Zubaedah yang akrab di panggil Tuti . Ibu dengan 3 putri (Putri pertama PNS di BNPB, Putri kedua di BRI Makasar dan Putri ketiga SLA Kelas XI) telah memiliki jam terbang yang cukup mumpuni sebagai kader kesehatan khususnya Posyandu yaitu sejak tahun 1992 di BSD, Kel. Rawa Buntu Kec. Serpong.
Kepindahannya di Vila Dago 2005 yang awalnya ingin beristirahat dari kegiatan kemasyarakatan ternyata tidak dapat dilakukan salah satunya karena melihat belum tumbuh kembangnya fasilitas Posyandu di lingkungan tempat tinggalnya sebagaimana yang pernah dilakukan di domisili sebelumnya di Rawa Buntu BSD .
Saat Puskesmas Benda Baru menawarkan uji coba program 1 rumah 1 Jumantik Maret 2016, Ibu Tuti adalah orang pertama yang menyatakan siap untuk melakukannya di lingkungannya RW 24 Benda baru bersama kader Posyandu Jinten RW 24 yang diketuainya hingga terlaksananya lauching 1 rumah 1 jumantik pada tanggal 1 Juni 2016.
Keberhasilan pelaksanaan lauching 1 rumah 1 Jumantik di Kelurahan Benda Baru membuat ibu cantik ini ditawari sebagai Supervisor Jumantik oleh Dinkes pada Saat itu, namun bu Tuti menolak dengan alasan untuk menghindari kesan “Aji Mumpung”.
Mengapa Ibu Tuti tertarik kepada kegiatan Jumantik ?
Kalau saat itu tentu saja sebagai salah satu pelaksanaan tanggungjawab dari tugas kader posyandu melaporkan Angka Bebas Jentik (ABJ) dalam kelompok-kelompok Dasa Wisma, seiring dengan berjalannya waktu tidak saja karena tanggungjawab selaku kader kesehatan, tapi panggilan jiwa melihat efektivitas penekanan angka pesakitan DBD serta tantangan untuk bisa merubah perilaku warga agar mau melakukan hidup bersih dan sehat di rumah dan lingkungan sekitarnya.
Saat tidak ditugaskan ke wilayah sasaran pemeriksaan jentik dan ditugaskan sebagai tim logistik/absensi bagaimana kesan bu Tuti ?
Tertib administrasi mutlak dibutuhkan, terlebih dengan absensi dinkes yang terkait proses transfer ke Bank untuk pengganti uang transportasi, kesalahan no urut, ejaan nama, nomor rekening Bank dari satu orang saja akan menghambat proses secara keseluruhan, oleh karena untuk hal ini saya amat sangat tegas agar semua antri dengan tertib, tidak peduli siapa dia, teman dekat, senior, atau yang dituakan antri dan perhatikan instruksi dari petugas secara baik-baik.
Wah bisa di bilang cukup galak ya.
Meski demikian dari beberapa surveyor yang diminta pendapatnya mereka kompak menjawab ketegasan bu Tuti justru sangat bermanfaat dan membantu seluruh tim surveyor dalam kegiatan hari itu, apalagi disela-sela tugasnya bu Tuti cukup humoris juga karena sering mengeluarkan celetukan candanya yang mengundang derai tawa yang hadir disekitarnya.
Bagaimana harapan Bu Tuti dengan kegiatan Jumantik ini ?
Saat ini memang sangat disayangkan belum semua pihak yang terkait mendukung penuh kegiatan jumantik, sementara semangat warga/relawannya sudah sangat mengebu. Saat ini belum terlihat apa yang hendak dilakukan agar target 2020 Tangsel Bebas jentik DBD dapat tercapai.
Pokjanal yang ada saat ini mempunyai tanggungjawab yang sangat besar lo !!! untuk bisa mengelola para surveyor, para kader jumantik yang telah ada, jika pada saatnya tidak ada pihak-pihak yang terkait yang harusnya ikut melaksanakan dan berkolaborasi melakukan gerakan 1 rumah 1 jumantik muncul dan tampil ke depan, ada baiknya dipertimbangkan kembali apa memang perlu untuk terus ber semangat mengebu mengejar tangsel bebas jentik dbd 2020.
Jiwa gerakan jumantik adalah merubah kebiasaan agar mau melakukan hidup sehat dan bersih di rumah dan lingkungan nya dengan melakukan PSN 3 M Plus pantau jentik minimal seminggu sekali rutin berkelanjutan secara tertib dan berdisiplin. Jika tidak dilakukan secara berdisiplin maka akan butuh waktu yang sangat Panjang merubahnya.
Demikian wawancara singkat dengan Ibu Tuti Zubaedah warga Cluster Kintamani Kel. Benda Baru sebagai The Best of Surveyor Jumantik December 2018 disela-sela kesibukannya mengurus kucing-kucing yang jumlahnya tidak kurang dari 25 ekor (yang katanya menjadi salah satu hiburannya sehari-hari), disamping kesibukan lainnya sebagai pengurus Dharma Wanita, Guru TPA, dan mengurus/menyayangi suami seorang PNS di bidang penelitian di instansi pemerintah.
." Ayo jadilah pelopor untuk membangun rumah dan lingkungan kita HIDUP BERSIH DAN SEHAT BEBAS DBD"
" Kita sehat kota sehat"
Baca Juga : Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain